Tanganyika Laughter Epidemic - Ketika Tertawa Menyebar Bagai Sebuah Wabah Penyakit

By: Berawan Blogger - Oktober 12, 2023

Baca Juga

Daftar Isi [Tampilkan]

Tertawa merupakan suatu reaksi psikologis yang terjadi pada tubuh seseorang karena mendengar, melihat, atau merasakan hal-hal yang lucu dan menyenangkan. Tertawa juga merupakan aktifitas yang menyehatkan bagi tubuh, karena dapat mengurangi tingkat stres seseorang. Tertawa dapat menyebabkan tubuh kita menghasilkan hormon endorphine, yaitu senyawa kimia yang dapat meredakan rasa nyeri  sehingga membuat tubuh kita terasa nyaman.

Meskipun begitu, tertawa juga bisa membawa dampak negatif bagi tubuh apabila dilakukan secara berlebihan. Selain membuat tubuh kita menjadi sakit, tertawa yang berlebihan juga dapat menyebabkan perubahan perasaan yang ekstrim.

Contoh nyata untuk kasus ini pernah terjadi pada tahun 1962, di Tanganyika (sekarang Tanzania), dimana ada banyak anak perempuan yang tertawa histeris selama lebih dari satu tahun. Tidak hanya itu, aktifitas tersebut juga dikatakan menular. Kemudian mereka menyebut fenomena ini sebagai "Tanganyika Laughter Epidemic"

Latar Belakang Wabah Tertawa di Tanganyika


Wabah aneh ini dimulai pada tanggal 30 Januari 1962, di sebuah sekolah asrama khusus perempuan di Kashasha. Semuanya bermula dari tawa riang tiga orang anak perempuan. Tetapi entah bagaimana, tawa mereka menyebar ke seluruh sekolah, hingga mempengaruhi 95 dari 159 murid yang berusia 12-18 tahun. 

Gejala tertawa itu terus berlangsung selama beberapa jam, bahkan ada juga yang terus tertawa hingga 16 hari. Untungnya, para Staf pengajar tak terpengaruh oleh kejadian itu, mereka melaporkan bahwa proses belajar mengajar tidak mungkin dilakukan dalam kondisi seperti ini. Sehingga mereka terpaksa menutup sekolah untuk sementara waktu.

Fenomena ini terus berlangsung selama sekitar 48 hari. Namun, ketika sekolah kembali dibuka pada bulan 21 Mei, wabah aneh ini kembali menyerang dan telah mempengaruhi 57 murid lainnya. Akhirnya, sekolah kembali ditutup pada akhir Juni. Kemudian, wabah ini diketahui menyebar sampai ke Nshamba di Distrik Muleba, yang merupakan lokasi tempat tinggal beberapa murid sekolah tersebut. 

Menurut laporan, sebanyak 217 penduduk desa mengalami gejala tertawa selama 34 hari yang terjadi sejak bulan April hingga Mei 1962. Kebanyakan mereka yang tertular adalah penduduk yang masih berusia muda. Para warga kemudian menggugat Sekolah Kashasha karena dinilai telah membiarkan murid-murid mereka menularkan wabah ini ke lingkungan sekitarnya.

Tidak cukup sampai disitu, wabah tertawa ini dilaporkan telah menyebar hingga ke sekolah lain, memengaruhi 48 orang murid yang semuanya adalah perempuan. Warga desa Kanyangereka juga tidak luput dari wabah ini. 

Akhirnya, fenomena aneh ini berakhir 18 bulan sejak kasus pertama terjadi. Ada sebanyak 1.000 orang yang telah terpengaruh wabah itu dan 14 sekolah ditutup selama periode tersebut.

Penelitian Mengenai Wabah Tertawa


Seorang ahli bahasa dari Universitas A&M Texas yang bernama Christian F. Hempelmann, telah melakukan penelitian yang luas mengenai wabah ini. Menurut pendapatnya, fenomena ini merupakan suatu kasus histeria massa, yang biasa terjadi pada orang-orang dengan tingkat stres kronis.

Meski wabah ini berlangsung selama satu tahun lebih, tetapi gejalanya tidak muncul secara terus-menerus, terkadang ada hari dimana semuanya berjalan normal, lalu terkadang menjadi kambuh. Sehingga banyak yang meyakini bahwa fenomena ini adalah histeria massa.

Pada tahun 1962, Tanganyika baru saja mendapatkan kemerdekaannya, dan para siswa merasa tertekan akibat ekspektasi yang tinggi dari para guru dan orang tua mereka. Sehingga mereka mengalami sebuah fenomena yang disebut sebagai MPI (Mass Psychogenic Illnes).

"MPI adalah pilihan terakhir bagi orang-orang dengan status rendah (lemah). Ini adalah cara mudah bagi mereka untuk mengekspresikan bahwa ada sesuatu yang salah." kata Hempelmann.

Hempelmann mengatakan bahwa, meskipun MPI cukup umum terjadi, namun sering kali tidak dilaporkan dengan nama tersebut. Kasus seperti ini lebih sering terjadi pada seorang perempuan atau mereka yang masih berusia muda.

Tertawalah Asal Jangan Berlebihan!


Menurut penelitian, tertawa merupakan suatu aktifitas yang baik bagi kesehatan. Namun, segala sesuatu yang menyehatkan juga dapat berbahaya apabila dilakukan secara berlebihan. 

Pada saat kita tertawa, akan terjadi tekanan pada organ penapasan. Normalnya, seseorang tidak bisa tertawa selama lebih dari 20 detik. Jadi, memang terdengar mustahil jika ada seseorang yang tertawa selama satu tahun secara terus menerus, membuat fenomena ini jadi membingungkan.

Hmmm...

Show comments
Hide comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar